Soal kontraversi penerapan roller
selang-seling antara yang berbobot berat dengan ringan. Malah ada juga yang sebagian
roller digerus (dibubut) diamater luarnya biar jadi lebih kecil guna
mendapatkan percepatan akselerasi yang mantap di putaran bawah hingga tengah.
Efek hal itu, menurut sebagian
mekanik akan menimbulkan vibrasi saat berakselerasi. Sedang lainnya sangsi hal
itu. Nah, ketimbang bingung, yuk kita jajal. Sekalian membuktikan apakah benar
penggantian roller kombinasi dari segi akselerasi hasilnya bakal lebih baik
dari yang berbobot rata?
ROLLER STANDAR
Praktiknya di Honda Vario 2008 berjarak tempuh sudah
14.000 km. Kondisi motor sudah spec up di beberapa bagian. Misal knalpot
diganti merek Password tipe racing harian, lalu CDI pakai Ftech serta pilot jet
dinaikkin 1 step, dari 35 jadi 38. Lainnya masih standar termasuk komponen CVT.
Dengan spek itu, akselerasi yang
terukur (berat 60 kg) untuk jarak 0–201 meter, 14,75 detik. Top speednya 105
km/jam. “Pada akselerasi 0 menuju 10 km/jam, terjadi vibrasi. Di atas itu
vibrasi hilang,”.
Lalu roller lama diganti baru, tapi
tetap standar (Honda Genuine Part). Karena saya berasumsi, bisa jadi vibrasi di
putaran bawah disebabkan roller yang jam terbangnya sudah lumayan tinggi.
Termasuk belt CVT-nya. Namun saat dites ulang pada kecepatan 0–10 km/jam tetap
terjadi vibrasi serupa. Begitu pula dengan kemampuan lari menempuh jarak 0-201.
Kecepatan maksimum juga tetap 105 km/jam.
KOMBINASI 9/11 GRAM
Roller ditukar kombinasi 9/11 gram
pakai produk LHK, Thailand, jumlah jalur roller di Vario totalnya ada 6 buah,
yang dikelompokkan jadi 3 bagian. Tiap bagian terdiri dari 2 jalur. Posisi
pemasangan 3 buah roller berbobot lebih berat selalu diutamakan di jalur paling
depan pada tiap bagian bila dilihat searah putaran puli.
Sedang 3 lainnya (lebih ringan)
ditaruh di jalur sebelahnya. “Karena yang terlontar paling duluan pasti roller
yang ada di jalur depan,”
Hasilnya, vibrasi lebih parah dari
pemakaian roller standar. Malah getaran mulai start hingga kecepatan 15 km/jam.
Namun dari segi akselerasi memang ada peningkatan. “Tarikan di putaran bawah ke
tengah lebih enteng,”. Untuk menempuh jarak 0–201 meter lebih cepat 0,1 detik
dibanding pakai roller standar, yakni jadi 14,65 detik. Top speed podo ae
mentok 105 km/jam.
RATA 11 GRAM
Bobot roller pakai yang rata 11 gr.
Ternyata dari segi akselerasi, sama dengan penerapan roller kombinasi 11/9 gr.
Baik soal respons percepatan di putaran bawah ke tengah, maupun top speed yang
mampu dicapai. Malah catatan waktu untuk jarak tempuh 0–201 meter lebih cepat
0,03 detik.
Efek vibrasi lebih smooth ketimbang
pakai roller kombinasi. “Mirip saat pakai roller standar,”. Begitu pula saat
dicoba pakai merek lain, KTC dengan bobot sama. Sebab kualitas produk yang
berlainan juga sangat mempengaruhi hasil lo.
Oh ya, ini sekaligus membuktikan
bahwa penggantian roller dengan bobot yang lebih ringan dari standar memang
mampu membuat akselerasi di putaran bawah meningkat. Tapi akan lebih baik lagi
bila diikuti penyesuaian pada puli skunder.
KESIMPULAN
Pemakaian roller kombinasi tak
terbukti bikin akselerasi lebih baik dari yang berbobot rata. Sesuai gaya
sentrifugal, yang efektif bekerja pada roller kombinasi hanya yang paling
berat, karena terlontar lebih dulu dari yang ringan. Artinya, roller berbobot
lebih ringan kerjanya cuma ngikut saja.
Efeknya, karena yang menekan puli
primer bagian dalam (kanan) saat awal akselerasi hingga kecepatan menengah
hanya 3 buah roller (yang berat), akibatnya bukaan puli primer kanan jadi
kurang rata. Makanya vibrasi jadi kian parah. Selain itu lama-lama roller yang
berat jadi cepat aus/peyang karena kerjanya lebih berat dari yang
ringan.seperti yang sudah terbukti, pada hasil dari tes diatas.
Hal sama diderita beberapa pengguna Mio. Kombinasi standar (10 gr) dengan 7 gr
merek KTC. Belum lama ini timbul vibrasi parah sampai bikin bagian di puli
skunder rusak berat,”. Anehnya, roller yang peyang justru yang orisinal Mio.
Tapi ingat, timbulnya getaran atau
slip pada CVT bukan cuma karena roller. “Kampas sentrifugal, belt, per serta
komponen CVT lain yang kinerjanya sudah melebihi batas servis juga memicu
vibrasi,”
(INDAKINDIK MOTOR TEAM)