Blogger Widgets indakindik motor: Agustus 2013

Kamis, 29 Agustus 2013

* Jenis Karburator Reamer Untuk Harian



 

Banyak sekali jenis karburator disekitar kita yang mempunyai keunggulan untuk meningkatkan performa si kuda besi,sebelum kamu memilih untuk membeli karburator yang notabene mahal,belum tentu plug in,banyak part lain yang harus digunakan,untuk itu mari kita tengok sebesar apa kemampuan jenis karburator kita untuk direamer.


YAMAHA

Buat para pecinta motor yamaha ,boleh bahagia karena dari pabrikan yamaha lawas mulai dari vega sampai jupiter z new(motor bebek),tinggal plug in jika suatu saat ingin gonta-ganti karburator.Tapi dari semua pilihan karburator yang paling bagus untuk direamer adalah milik Yamaha Jupiter Z keluaran lawas tahun 2008 an.Ukuran venturi yang hanya 19 mm ini mampu direamer hingga ke venturi 22 mm.



SUZUKI

Sama halnya dengan Yamaha ,pabrikan Suzuki juga tetap bertahan dengan karburator berventuri 18 mm.yang bisa di reamer sampai 22mm untuk karburatornya paling bagus direamer adalah karburator Shogun 110 tahun 2000 atau sering disebut shogun kebo(yang unggul dengan CDI nya yang unlimiter).Sebenarnya untuk karburator Shogun dengan Smash sama,tapi untuk part nya memang lebih unggul Shogun.Dari sulinganya atau needle jet nya yang mempunyai lubang sulingan yang banyak .Dimaksudkan campuran bakar dan udara lebih sempurna.Karena bentuk venturinya yang oval ini menguntungkan untuk tarikan atasnya ngisi

.

HONDA

Karburator honda yang unyu-unyu ini memang paling kecil dikelasnya.Karburator yang hanya berventuri 16mm.Oleh karena itu Honda dianggap pabrikan motor yang konsumsi bahan bakar nya paling irit.Tapi jangan berkecil hati dulu Karburator ini mampu di reamer sampai 20mm.Tapi jika ingin performa Honda kalian lebih yahudd bisa aplikasi punya Honda Win 100 atau Honda Karisma.Yang berventuro lebih lebar.



KAWASAKI

Pabrikan kawasaki patut berbangga karena untuk motor sekelasnya adalah karburator yang berventuri besar yaitu 18 mm dan mampu di reamer sampai 24 mm.

(INDAKINDIK MOTOR TEAM)

Rabu, 28 Agustus 2013

* CARA SETTING MAIN JET DAN PILOT JET KARBURATOR





Biasanya kita nggak puas dengan setingan mesin, jika motor kita suah dikorek maka main-jet dan pilot-jet karburator perlu diseting ulang.
Setingannya tergantung pada korekan motor masing-masing, yang penting bedakan rasa tarikan motor di mesin.
Lakukan penyetelan gas dan angin secara tepat. Jika motor dicoba digeber/gasfull terus tarikannya kurang maka setelan main jet kurang pas. Coba naikan setelan 5 angka dulu. Setelah itu, coba tarik gas lagi. Jika pada tarikan gas yang tinggi masih ada jeda pada pasokan bensin/masih mberebet, berarti main-jet masih kurang juga. Bisa naikan satu step lagi, atau jadi 7 atau 7,5 angka. Biasanya, untuk korekan harian kenaikan itu sudah cukup tinggi.
Sebaliknya, jika saat digas malah terasa mbrebet di putaran atas. Itu artinya, kenaikan main-jet yang dilakukan terlalu besar dan harus diturunin. Selain mbrebet, setelan main kegedean juga berdampak bensin boros. Bensin terbuang dan nggak terbakar maksimal. Bisa dilihat di busi. Kalau cepat sekali hitam, berarti setelan main jet terlalu besar, ciri-ciri kondisi dapat dilihat pada tema
busi.
Sementara untuk setelan pilot-jet karburator, coba hal ini. Nyalakan motor, jika motor susah hidup setelah dilakukan penyetelan atau bisa hidup tapi pada putaran bawah tampak seperti ada jeda/kosongnya tarikan seperti bensin enggak jalan. Itu artinya pilot-jet nggak pas, perlu dinaikan.
Cara menaikan juga bertahap. Sama seperti kenaikan main-jet, coba dinaikan 5 angka dulu, jika masih kurang bisa dinaikan satu step lagi antara 5 sampai 7,5 angka. Tentu saja, tergantung karakter mesin masing-masing dan jenis karburator. Tapi biasanya setingan pilot dan main-jet karburator nggak sampai 10. Di dalam karburator, selain ada pelampung dan jarumnya, juga terdapat part yang namanya pilot dan main jet.Secara fungsi, baik main jet maupun pilot jet merupakan part jeroan yang dipakai untuk mendukung tugas utama dari karbu,


PENASARAN DENGAN ULASANNYA 

Saat mesin mulai distarter dan hidup, suplai bahan bakarnya dialirkan melalui pilot jet. “Sampai putaran mesin menengah, pasokan bahan bakar masih mengandalkan part itu. Boleh dibilang juga, bahwa onderdil ini membantu motor untuk berakselerasi pada putaran mesin bawah sampai menengah,”
Makanya, tak jarang untuk mendapatkan besutan yang galak di putaran mesin bawah, ukuran pilot jet diseting ulang. Tapi bagaimana menentukan bahwa ukuran pilot jetnya sudah pas?

“Gampang. Setelah pilot jet bawaan motor diganti ukurannya dan motor digeber, coba lihat sisa pembakaran di ujung busi. Bila berwarna putih, tandanya suplai bahan bakar terlalu miskin,”
Itu kalau ukurannya kekecilan, nah bila terlalu besar maka akan terlihat saat grip gas dipelintir spontan. Di sini mesin motor tak bisa langsung meraung di putaran rendah sesaat setelah grip gas dibuka.
Namun setelah putaran mesinnya mulai sesuai dengan suplai bahan bakar, maka mesin akan normal kembali. “Itu terjadi karena pada rpm rendah, suplai bahan bakar terlalu banyak,” terang mekanik bertubuh subur ini.

MAIN JET
Juga dipakai sebagai part pendukung karbu untuk mensuplai bahan bakar ke ruang bakar. Walau fungsinya sama, namun main jet akan bekerja mengalirkan bahan bakar saat putaran mesin sudah ada di tengah sampai atas.
Saat mengaplikasi knalpot aftermarket untuk mendongkrak stamina, biasanya mekanik menyarankan untuk ganti ukuran main jet. “Tentu itu untuk bisa mendapat suplai bahan bakar yang pas, saat rpm mulai main di putaran mesin tengah sampai atas,...
Nah untuk mendapatkan ukuran yang pas, perlu perhatikan tanda-tandanya. Bila kelar ganti main jet dan saat motor digeber cepat menjerit, maka dipastikan ukuran main jet kekecilan. “Tentu hal itu membuat motor larinya jadi tak bisa maksimal,
Sebaliknya, bila ukuran main jet terlalu besar maka akibatnya mesin akan brebet di putaran atas. Tentu hal tersebut karena suplai bahan bakar yang terlalu berlebih. 

(INDAKINDIK MOTOR TEAM)

* Pembuktian Roller Selang-Seling





Soal kontraversi penerapan roller selang-seling antara yang berbobot berat dengan ringan. Malah ada juga yang sebagian roller digerus (dibubut) diamater luarnya biar jadi lebih kecil guna mendapatkan percepatan akselerasi yang mantap di putaran bawah hingga tengah.

Efek hal itu, menurut sebagian mekanik akan menimbulkan vibrasi saat berakselerasi. Sedang lainnya sangsi hal itu. Nah, ketimbang bingung, yuk kita jajal. Sekalian membuktikan apakah benar penggantian roller kombinasi dari segi akselerasi hasilnya bakal lebih baik dari yang berbobot rata? 



ROLLER STANDAR

Praktiknya di Honda Vario 2008 berjarak tempuh sudah 14.000 km. Kondisi motor sudah spec up di beberapa bagian. Misal knalpot diganti merek Password tipe racing harian, lalu CDI pakai Ftech serta pilot jet dinaikkin 1 step, dari 35 jadi 38. Lainnya masih standar termasuk komponen CVT.

Dengan spek itu, akselerasi yang terukur (berat 60 kg) untuk jarak 0–201 meter, 14,75 detik. Top speednya 105 km/jam. “Pada akselerasi 0 menuju 10 km/jam, terjadi vibrasi. Di atas itu vibrasi hilang,”.

Lalu roller lama diganti baru, tapi tetap standar (Honda Genuine Part). Karena saya berasumsi, bisa jadi vibrasi di putaran bawah disebabkan roller yang jam terbangnya sudah lumayan tinggi. Termasuk belt CVT-nya. Namun saat dites ulang pada kecepatan 0–10 km/jam tetap terjadi vibrasi serupa. Begitu pula dengan kemampuan lari menempuh jarak 0-201. Kecepatan maksimum juga tetap 105 km/jam.





KOMBINASI 9/11 GRAM

Roller ditukar kombinasi 9/11 gram pakai produk LHK, Thailand, jumlah jalur roller di Vario totalnya ada 6 buah, yang dikelompokkan jadi 3 bagian. Tiap bagian terdiri dari 2 jalur. Posisi pemasangan 3 buah roller berbobot lebih berat selalu diutamakan di jalur paling depan pada tiap bagian bila dilihat searah putaran puli.

Sedang 3 lainnya (lebih ringan) ditaruh di jalur sebelahnya. “Karena yang terlontar paling duluan pasti roller yang ada di jalur depan,”


Hasilnya, vibrasi lebih parah dari pemakaian roller standar. Malah getaran mulai start hingga kecepatan 15 km/jam. Namun dari segi akselerasi memang ada peningkatan. “Tarikan di putaran bawah ke tengah lebih enteng,”. Untuk menempuh jarak 0–201 meter lebih cepat 0,1 detik dibanding pakai roller standar, yakni jadi 14,65 detik. Top speed podo ae mentok 105 km/jam.



RATA 11 GRAM

Bobot roller pakai yang rata 11 gr. Ternyata dari segi akselerasi, sama dengan penerapan roller kombinasi 11/9 gr. Baik soal respons percepatan di putaran bawah ke tengah, maupun top speed yang mampu dicapai. Malah catatan waktu untuk jarak tempuh 0–201 meter lebih cepat 0,03 detik.

Efek vibrasi lebih smooth ketimbang pakai roller kombinasi. “Mirip saat pakai roller standar,”. Begitu pula saat dicoba pakai merek lain, KTC dengan bobot sama. Sebab kualitas produk yang berlainan juga sangat mempengaruhi hasil lo.

Oh ya, ini sekaligus membuktikan bahwa penggantian roller dengan bobot yang lebih ringan dari standar memang mampu membuat akselerasi di putaran bawah meningkat. Tapi akan lebih baik lagi bila diikuti penyesuaian pada puli skunder.


KESIMPULAN

Pemakaian roller kombinasi tak terbukti bikin akselerasi lebih baik dari yang berbobot rata. Sesuai gaya sentrifugal, yang efektif bekerja pada roller kombinasi hanya yang paling berat, karena terlontar lebih dulu dari yang ringan. Artinya, roller berbobot lebih ringan kerjanya cuma ngikut saja.

Efeknya, karena yang menekan puli primer bagian dalam (kanan) saat awal akselerasi hingga kecepatan menengah hanya 3 buah roller (yang berat), akibatnya bukaan puli primer kanan jadi kurang rata. Makanya vibrasi jadi kian parah. Selain itu lama-lama roller yang berat jadi cepat aus/peyang karena kerjanya lebih berat dari yang ringan.seperti yang sudah terbukti, pada hasil dari tes diatas.
Hal sama diderita beberapa pengguna Mio. Kombinasi standar (10 gr) dengan 7 gr merek KTC. Belum lama ini timbul vibrasi parah sampai bikin bagian di puli skunder rusak berat,”. Anehnya, roller yang peyang justru yang orisinal Mio.

Tapi ingat, timbulnya getaran atau slip pada CVT bukan cuma karena roller. “Kampas sentrifugal, belt, per serta komponen CVT lain yang kinerjanya sudah melebihi batas servis juga memicu vibrasi,”

(INDAKINDIK MOTOR TEAM)