Blogger Widgets indakindik motor: * Pembuktian Roller Selang-Seling

Rabu, 28 Agustus 2013

* Pembuktian Roller Selang-Seling





Soal kontraversi penerapan roller selang-seling antara yang berbobot berat dengan ringan. Malah ada juga yang sebagian roller digerus (dibubut) diamater luarnya biar jadi lebih kecil guna mendapatkan percepatan akselerasi yang mantap di putaran bawah hingga tengah.

Efek hal itu, menurut sebagian mekanik akan menimbulkan vibrasi saat berakselerasi. Sedang lainnya sangsi hal itu. Nah, ketimbang bingung, yuk kita jajal. Sekalian membuktikan apakah benar penggantian roller kombinasi dari segi akselerasi hasilnya bakal lebih baik dari yang berbobot rata? 



ROLLER STANDAR

Praktiknya di Honda Vario 2008 berjarak tempuh sudah 14.000 km. Kondisi motor sudah spec up di beberapa bagian. Misal knalpot diganti merek Password tipe racing harian, lalu CDI pakai Ftech serta pilot jet dinaikkin 1 step, dari 35 jadi 38. Lainnya masih standar termasuk komponen CVT.

Dengan spek itu, akselerasi yang terukur (berat 60 kg) untuk jarak 0–201 meter, 14,75 detik. Top speednya 105 km/jam. “Pada akselerasi 0 menuju 10 km/jam, terjadi vibrasi. Di atas itu vibrasi hilang,”.

Lalu roller lama diganti baru, tapi tetap standar (Honda Genuine Part). Karena saya berasumsi, bisa jadi vibrasi di putaran bawah disebabkan roller yang jam terbangnya sudah lumayan tinggi. Termasuk belt CVT-nya. Namun saat dites ulang pada kecepatan 0–10 km/jam tetap terjadi vibrasi serupa. Begitu pula dengan kemampuan lari menempuh jarak 0-201. Kecepatan maksimum juga tetap 105 km/jam.





KOMBINASI 9/11 GRAM

Roller ditukar kombinasi 9/11 gram pakai produk LHK, Thailand, jumlah jalur roller di Vario totalnya ada 6 buah, yang dikelompokkan jadi 3 bagian. Tiap bagian terdiri dari 2 jalur. Posisi pemasangan 3 buah roller berbobot lebih berat selalu diutamakan di jalur paling depan pada tiap bagian bila dilihat searah putaran puli.

Sedang 3 lainnya (lebih ringan) ditaruh di jalur sebelahnya. “Karena yang terlontar paling duluan pasti roller yang ada di jalur depan,”


Hasilnya, vibrasi lebih parah dari pemakaian roller standar. Malah getaran mulai start hingga kecepatan 15 km/jam. Namun dari segi akselerasi memang ada peningkatan. “Tarikan di putaran bawah ke tengah lebih enteng,”. Untuk menempuh jarak 0–201 meter lebih cepat 0,1 detik dibanding pakai roller standar, yakni jadi 14,65 detik. Top speed podo ae mentok 105 km/jam.



RATA 11 GRAM

Bobot roller pakai yang rata 11 gr. Ternyata dari segi akselerasi, sama dengan penerapan roller kombinasi 11/9 gr. Baik soal respons percepatan di putaran bawah ke tengah, maupun top speed yang mampu dicapai. Malah catatan waktu untuk jarak tempuh 0–201 meter lebih cepat 0,03 detik.

Efek vibrasi lebih smooth ketimbang pakai roller kombinasi. “Mirip saat pakai roller standar,”. Begitu pula saat dicoba pakai merek lain, KTC dengan bobot sama. Sebab kualitas produk yang berlainan juga sangat mempengaruhi hasil lo.

Oh ya, ini sekaligus membuktikan bahwa penggantian roller dengan bobot yang lebih ringan dari standar memang mampu membuat akselerasi di putaran bawah meningkat. Tapi akan lebih baik lagi bila diikuti penyesuaian pada puli skunder.


KESIMPULAN

Pemakaian roller kombinasi tak terbukti bikin akselerasi lebih baik dari yang berbobot rata. Sesuai gaya sentrifugal, yang efektif bekerja pada roller kombinasi hanya yang paling berat, karena terlontar lebih dulu dari yang ringan. Artinya, roller berbobot lebih ringan kerjanya cuma ngikut saja.

Efeknya, karena yang menekan puli primer bagian dalam (kanan) saat awal akselerasi hingga kecepatan menengah hanya 3 buah roller (yang berat), akibatnya bukaan puli primer kanan jadi kurang rata. Makanya vibrasi jadi kian parah. Selain itu lama-lama roller yang berat jadi cepat aus/peyang karena kerjanya lebih berat dari yang ringan.seperti yang sudah terbukti, pada hasil dari tes diatas.
Hal sama diderita beberapa pengguna Mio. Kombinasi standar (10 gr) dengan 7 gr merek KTC. Belum lama ini timbul vibrasi parah sampai bikin bagian di puli skunder rusak berat,”. Anehnya, roller yang peyang justru yang orisinal Mio.

Tapi ingat, timbulnya getaran atau slip pada CVT bukan cuma karena roller. “Kampas sentrifugal, belt, per serta komponen CVT lain yang kinerjanya sudah melebihi batas servis juga memicu vibrasi,”

(INDAKINDIK MOTOR TEAM)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar