Blogger Widgets indakindik motor: 2014

Rabu, 07 Mei 2014

* Cara menghitung derajat noken as


Cara menghitung derajat noken as


Cara paling simple yang bisa kita gunakan jika kita tidak mempunya alat-alat tersebut, walau membacanya lebih rumit. Yaitu dengan melihat membuka dan menutupnya gigi sentrik, walaupun tidak dalam posisi yang benar namun paling tidak bisa digunakan kita dalam riset ini. Caranya yaitu dengan kita lepas gigi sentrik dan kita buat gambar sehingga menjadi sebuah busur 360 derajat/ 1 lingkaran penuh, sehingga tiap gerakan dari klep dapat kita liat berapa derajat membuka dan menutupnya.





Kita praktekan teori tentang cara menghitung derajat noken as pada Honda Supra.
Dapat kita lihat bahwa gigi timming mempunyai 28 mata. Sehingga dapat diperoleh hasil perhitungan 360º/28=12,85. Dapat kita bulatkan menjadi 13 derajat. Dalam 1 kali putaran noken as atau cam itu terjadi 2 kali putaran poros engkol.
Menggunakan patokan perhitungan barusan, kita lalu membagi gigi sentrik/gigi timing menjadi 4 quadran/bagian, yaitu Quadran I, II,III, dan IV. Sehingga I Quadran sama dengan 90º. Sehingga 180º dari posisi TMA akan berketemu TMA lagi. Hal serupa juga pada TMB.
Agar mempermudah cara menghitung dari titik quadran itu dengan cara klep out dihitung giginya di posisi setelah TMA. Pada saat membuka ataupun menutup. Dengan kata lain klep in dihitung giginya pada saat sebelum TMA ataupun sesudah TMB, dan menutup pada saat sebelum TMA atau juga sebelum TMB.
Contoh perhitungannya adalah ketika klep buang terbuka 3 mata gigi setelah TMA, ini berarti 3X13 = 39º setelah TMA. Dan 51º sebelum TMB(90º-39º). Seumpama menutup 2 mata setelah TMA, maka diperoleh hasil 2X13=26º setelah TMA.
Dari perhitungan diatas diperoleh hasil bahwa durasi kem buang adalah = (90-39) + 90 + 26 = 167º. Jika seumpama model kem kembar in dan out nya, Hasilnya durasi in dan out kem adalah 2 X 167 = 334º. Dan durasi poros engkolnya juga sama yaitu 334º.
Jika kita akan hitung dari klep in, adalah kita menghitungnya pada saat bukaan sebelum TMA + 90º + gigi timing nutup. Sebagai contohnya jika gigi timing membuka 4 mata sebelum TMA dan menutup 2 mata sebelum TMA, Jadi hasil perhitungannya adalah (4X13) + 90 + (2X13)= 52+90+26= 168º.
Nilai toleransi jika menggunaan mata gigi melesetnya lumayan jauh. Daripada kita menggunaan derajat berkisar antara 1-5º.  Tidak bisa kita pastikan bisa pas banget berada di posisi 1 mata, 0,5 mata timing ataupun 0,25 mata persis dan hasilnya presisi mungkin.
Hal yang paling penting dalam menghitung derajat noken as adalah penghitungan dimulai dengan kerenggangan klep 0, dan mulai dihitung sejak 0,1 mm klep terangkat.
Ketika membahas durasi pada angkatan 1mm seumpama ditanya sama pasien bengkel anda atau sesama mekanik balap dan kamu jawab “ini durasinya saya buat 260º”, hal itu berarti diukur pada angkatan 1mm, dan sebenarnya mereka juga gak mengerti berapa durasi sebenernya yang anda buat ketika klep sudah membuka  0,15mm dan akan menutup 0,15mm contohnya.
Kita ambil contoh milik Yamaha Vega R.
Pada saat intake telah membuka 27º sebelum TMA, dan menutup 53º sesudah TMB
Exhaust membuka 55º sebelum TMB, dan akan menutup 29º sesudah TMA
Kita dapat menghitung durasi, LC, LSA
durasi In = 27 + 180 + 53 = 260º
durasi Ex = 55 + 180 + 29 = 264º
Lobe center In = 260 / 2 – 27 = 103º
Lobe center Ex = 264 / 2 – 29 = 103º
LSA = 103º
Dengan hasil tersebut kita jadi tahu bentuk spek atau karakter noken as dari hasil posisi LC yang diperoleh dan kita dapat menentukan berapa lift maksimum kita, sehingga kita dapat mendapatkan power terbaik.

By. indakindik motor

Jumat, 02 Mei 2014

* Menentukan Diameter Port yang Ideal, Rumus Sederhana VS Rumus Kompleks

Rumus -rumus teori permesinan, saat ini yang dibahas adalah bagimana caranya untuk menentukan ukuran porting yang ideal untuk mendapatkan performa yang terbaik. Mengapa musti ideal? karena jika terlalu besar atau terlalu kecil maka output tenaga jadi tidak merata.

Rumus sederhana untuk menentukan ukuran port, yaitu :
Diameter Port In = 80% x Diameter Klep In
Diameter Port Out = 80-100% x Diameter Klep Out
Rumus diatas merupakan penyederhanaan dari penghitungan yang lebih rumit, karena hasilnya mayoritas kurang lebih seperti itu. Benarkah?

Rumus untuk menghitung diameter port yang ideal adalah :
Port Dia. = sqrt ((Piston Dia.)2 / Gas Speed x Piston Speed)
Untuk mencari hasil yang diinginkan, lebih mudah jika dihitung satu persatu, diantaranya :
Gas Speed =>   V = (L x N)/30.000 x (D/d)2
L = Stroke / Langkah Piston, satuannya mm
N = Engine speed, satuannya rpm
D = diameter silinder, satuannya mm
d = diameter klep, satuannya mm

Piston Speed => Piston Speed = (2 * stroke * N)/60
Piston speed = kecepatan piston, satuannya m/s.
stroke = langkah piston, dalam satuan meter.
N = putaran mesin saat peak power, satuannya rpm

Sebagai contoh, saya akan memasukkan spesifikasi Thunder 125 standar :
Gas Speed = 81,243 m/s (didapat dari artikel sebelumnya)
Piston Speed = 16,26 m/s (didapat dari artikel sebelumnya)
Diameter piston = 57 mm
Untuk penghitungan satuannya musti disamakan dulu, karena yang dihitung adalah diameter porting dengan ukuran milimeter maka satuan gas speed dan piston speed disesuaikan ke satuan milimetre/second.
Gas Speed = 81,243 m/s  = 81.243 mm/s
Piston Speed = 16,26 m/s  = 16.260 mm/s
Diameter piston = 57 mm
Jadi :
Port Dia. = sqrt ((57)2 / 81243 x 16260)
Port Dia. = 25,50011 mm, atau dibulatkan menjadi 25, 5 mm.

Sesuaikah dengan rumus sederhana diatas?
Diameter Port In = 80% x Diameter Klep In
Diameter klep in Thunder 25,5 mm, berarti ukuran posting sama dengan ukuran klep?
Nanti dulu, masih ada rumus sederhana lainnya, yaitu :
Diameter Valve In = 55-57% x Diameter Piston
Jika spesifikasi Thunder dimasukkan kedalam rumus :
Diameter Valve In = 56% x Diameter Piston
Diameter Valve In = 56% x 57 mm = 31,92 mm
Diameter Port In = 80% x 31,92 mm = 25,536 mm, mendekati hasil hitung menggunakan rumus kompleks diatas.


By. indakindik motor